Pengukuran Intelegensi Melalui Media Internet |
Psikologi dan Teknologi Internet |
Indria Hapsari (12509961) |
Kata Pengantar
Puji syukur bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat diselesaikannya makalah dengan judul “Test Intelegensi Melalui Media Internet” ini.
Perkembangan jaman yang semakin modern ini telah memberikan berbagai kemudahan, diantara kemudahan itu salah satunya adalah dalam bdang psikologi yakni dengan adanya test psikolog dengan menggunakan media internet.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis dengan senang hati menerima kritikan serta saran dari berbagai pihak.
Daftar Isi
Kata pengantar ...........................................................................................................2
Daftar isi .....................................................................................................................3
Bab I ...........................................................................................................................4
Latar belakang ...........................................................................................................4
Tujuan ........................................................................................................................4
Bab II .........................................................................................................................5
Internet ......................................................................................................................5
Intelegensi .................................................................................................................6
Pengukuran Intelegensi ............................................................................................7
Bab III ......................................................................................................................11
Kesimpulan ..............................................................................................................11
Daftar pustaka .........................................................................................................12
Bab. I
Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Pergeseran Pola Hidup Manusia. Don Tappscott (1996) dalam buku yang sangat laris dengan judul Digital economy: Promise and Peril in the Age of Networked Intelligence menggambarkan bagaimana dampak teknologi internet pada kehidupan manusia. Kehadiran teknologi internet yang semakin canggih telah merubah gaya hidup manusia dan tuntutan pada kompetensi manusia. Kini kehidupan manusia semakin tergantung pada komputer. Hal-hal berikut menggambarkan besarnya keterlibatan teknologi informasi dalam kehidupan manusia.
Tersedianya fasilitas intranet dan internet memungkinkan orang bekerja dari mana saja. Orang bisa berhubungan dengan kantornya dari rumah, dari pesawat, dan dari kamar hotel. Pekerjaan dapat dilakukan dari jarak jauh. Hal ini juga terjadi dalam bidang psikologi, test integensi kini bisa dilakukan dengan menggunakan media internet.
I.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan penggambaran mengenai perkembangan dan kemajuan media internet sehingga pada saat ini test intelegensi pun dapat digunakan dengan menggunakan media internet. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi nilai untuk tugas Psikologi dan Teknologi internet yang berbasis softskill.
Bab II
Pembahasan
II.1. Internet
Secara harfiah, internet (kependekan daripada perkataan 'interconnected-networking') ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.
Rangkaian pusat yang membentuk Internet diawali pada tahun 1969 sebagai ARPANET, yang dibangun oleh ARPA (United States Department of Defense Advanced Research Projects Agency). Beberapa penyelidikan awal yang disumbang oleh ARPANET termasuk kaedah rangkaian tanpa-pusat (decentralised network), teori queueing, dan kaedah pertukaran paket (packet switching).
Pada 1 Januari 1983, ARPANET menukar protokol rangkaian pusatnya, dari NCP ke TCP/IP. Ini merupakan awal dari Internet yang kita kenal hari ini.
Pada sekitar 1990-an, Internet telah berkembang dan menyambungkan kebanyakan pengguna jaringan-jaringan komputer yang ada.
Internet dijaga oleh perjanjian bi- atau multilateral dan spesifikasi teknikal (protokol yang menerangkan tentang perpindahan data antara rangkaian). Protokol-protokol ini dibentuk berdasarkan perbincangan Internet Engineering Task Force (IETF), yang terbuka kepada umum. Badan ini mengeluarkan dokumen yang dikenali sebagai RFC (Request for Comments). Sebagian dari RFC dijadikan Standar Internet (Internet Standard), oleh Badan Arsitektur Internet (Internet Architecture Board - IAB). Protokol-protokol internet yang sering digunakan adalah seperti, IP, TCP, UDP, DNS, PPP, SLIP, ICMP, POP3, IMAP, SMTP, HTTP, HTTPS, SSH, Telnet, FTP, LDAP, dan SSL.
Beberapa layanan populer di internet yang menggunakan protokol di atas, ialah email/surat elektronik, Usenet, Newsgroup, perkongsian file (File Sharing), WWW (World Wide Web), Gopher, akses sesi (Session Access), WAIS, finger, IRC, MUD, dan MUSH. Di antara semua ini, email/surat elektronik dan World Wide Web lebih kerap digunakan, dan lebih banyak servis yang dibangun berdasarkannya, seperti milis (Mailing List) dan Weblog. Internet memungkinkan adanya servis terkini (Real-time service), seperti web radio, dan webcast, yang dapat diakses di seluruh dunia. Selain itu melalui internet dimungkinkan untuk berkonikasi secara langsung antara dua pengguna atau lebih melalui program pengirim pesan instan seperti Camfrog, Pidgin (Gaim), Trilian, Kopete, Yahoo! Messenger, MSN Messenger dan Windows Live Messenger.
Beberapa servis Internet populer yang berdasarkan sistem Tertutup (Proprietary System), adalah seperti IRC, ICQ, AIM, CDDB, dan Gnutella.
Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran(decentralization) / pengetahuan (knowledge) informasi dan data secara ekstrim.
Perkembangan Internet juga telah mempengaruhi perkembangan psikologi. Banyak soft copy buku-buku psikologi yang dapat di download dengan gratis. Selain itu juga sekarang ini test intelegensi dapat dilakukan dengan melalui media internet, dan gratis. Tidak membutuhkan waktu dan banyak biaya.
II.2. Intelegensi
Intelegensi atau kecerdasan diartikan dalam berbagai dimensi oleh para ahli. Donald Stener, seorang Psikolog menyebut intelegensi sebagai suatu kemampuan untuk menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah. Tingkat intelegensi dapat diukur dengan kecepatan memecahkan masalah-masalah tersebut.
Intelegensi secara umum dapat juga diartikan sebagai suatu tingkat kemampuan dan kecepatan otak mengolah suatu bentuk tugas atau keterampilan tertentu. Kemampuan dan kecepatan kerja otak ini disebut juga dengan efektifitas kerja otak.
Sedangkan menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
II.3. Pengukuran Intelegensi
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.
Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat tes tersebut dibuat.
II.3. Pengukuran Intelegensi dengan media Internet
Terdapat sedikit perbedaan antara pengukuran intelegensi secara langsung dengan pengukuran secara online. Ada banyak kekurangan dari pengukuran intelegensi melalui media internet. Salah satu diantaranya adalah karena psikolog tidak dapat menegtahui secra langsung mengenai mimik wajah, dan bahasa-bahasa tubuh pasien yang di test. Dalam segi penilaian hasil test juga tidak diketahui secara pasti validitasnya.
Selain itu perbedaannya juga terdapat dalam jenis soal-soal atau alat yang digunakan. Berikut contohnya.
Ini merupakan contoh alat test yang digunakan dalam pengetesan intelegensi secara langsung. Diperuntukan untuk anak-anak.
Ini adalah contoh test intelegensi yang dapat ditemui di media internet (kaskus.us), selain itu apapula situs jejaring sosial yang juga menawarkan test intelegensi, diantaranya ; twitter.com, facebook.com, dll.
Pada test diatas, orang yang akan melakukan test diberitahu bahwa waktu untuk mengisi soal tersebut hanya 1 menit dan setiap soal memiliki bobot 25 point.
Setelah itu, maka di tampilkan pula jawaban yang benar dan peserta test diminta untuk menyocokan jawabannya dan menghitung sendiri pointnya. Jawaban yang benar seperti dibawah ini.
Selain test model diatas adapula test yang menyerupai test yang dilakukan secara langsung, namun hasilnya insatan dan dapat diketahui secara langsung.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Kemajuan teknologi jaman sekarang ini sangatlah embawa kemudahan bagi masyarakat. Salah satunya adalah kemudahan untuk melakukan pengetesan pengukuran intelegensi. Sekarang ini pengetesan tersebut dapat dilakukan dengan media internet. Dengan media internet maka untuk melakukan pengetesan tidak membutuhakna banyak waktu dan biaya. Namun ada pula kekurangannya karena tidak bertemu langsung dengan psikolog maka hasil test terkadang tidak valid.
Daftar Pusataka
Karliana, Annisa. http://annisakarliana.blog.com. Psikologi dan Tantangan Milenium Ketiga. 4 Januari 2011
NN. http://kentanks.blogspirit.com. Intelegensi dan IQ. 4 Januari 2011
NN. http://mig33purwakarta.forumotion.com. Internet Adalah. 4 Januari 2011
NN. http://www.kaskus.us. Test Intelegensia. 4 Januari 2011
Yunita, Rini. http://rinyyunita.wordpress.com. Kenali Potensi Intelegensi Anda. 4 Januari 2011