BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Monday, November 29, 2010

tentang entrepenuer

Mengenai Kewirausahaan

Meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.

Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi.

Istilah wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda. Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”.

Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.

Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.

Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997)

Salim Siagian (1999) mendefinisikan: “Kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.”

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

1. Motif Berprestasi Tinggi

Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs). Menurut Teori Herzberg, ada dua faktor motivasi, yaitu:


Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34)

1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.

2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.

3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.

4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.

5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty). Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.

2. Selalu Perspektif

Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada.

Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

3 Memiliki Kreatifitas Tinggi

Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh karena itu enurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku “Entrepreneurship And The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing). Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (inovation isthe ability to apply creative solutions to those problems ang opportunities to enhance or to enrich people’s live). “Sometimes creativity involves generating something from nothing. However, creativity is more likely to result in colaborating on the present, in putting old things together in the new ways, or in taking something away to create something simpler or better”. Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu :

1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.

2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru.

3. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.

Menurut Zimmerer(1996:7), “creativity ideas often arise when entrepreuneurs look at something old and think something new or different”. Ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah nenciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing). Rahasia kewirausahaan adalah dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi tiap hari (applying creativity and inovation to solve the problems and to exploit opportunities that people face every day). Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah. Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah itu melahirkan inovasi. Menurut Zimmerer ada tujuh langkah proses berpikir kreatif dalam kewirausahaan, yaitu:

Tahap 1: Persiapan (Preparation)

Tahap 2: Penyelidikan (Investigation)

Tahap 3: Transformasi (Transpormation)

Tahap 4: Penetasan (Incubation)

Tahap 5: Penerangan (Illumination)

Tahap 6: Pengujian (Verification)

Tahap 7: Implementasi (Implementation)

4 Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi

Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang, karena setiap orang dalam belajar berwirausaha. Menurut Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang terjun ke bisnis sejak berusia 18 tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama, obstacle (hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup banyak alasan untuk mengatakan hal itu. Pertama, setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam “intuisi” yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. “Intuisi” ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif. Karena manusia merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain, dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dengan berpikir, ia dapat mencari jawabanjawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penting seperti: Dari manakah aku berasal? Dimanakah aku saat ini? Dan kemanakah aku akan pergi? Serta apakah yang akan aku wariskan kepada dunia ini?

Dalam buku Berwirausaha Dari Nol telah dapat disampaikan bahwa mereka:

1. digerakkan oleh ide dan impian,

2. lebih mengandalkan kreativitas,

3. menunjukkan keberanian,

4. percaya pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,

5. melihat masalah sebagai peluang,

6. memilih usaha sesuai hobi dan minat,

7. mulai dengan modal seadanya,

8. senang mencoba hal baru,

9. selalu bangkit dari kegagalan, dan

10. tak mengandalkan gelar akademis.

Sepuluh kiat sukses itu pada dasarnya sederhana, tidak memerlukan orang-orang yang luar biasa. Orang dengan IQ tinggi, sedang, sampai rendah dapat (belajar) melakukannya.

5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab

Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar. Tanpa usaha yang sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya.

6 Mandiri atau Tidak Ketergantuangan

Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

7 Berani Menghadapi Risiko

Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung risiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya (Suryana, 2003 : 14-15). Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik” (Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana, 2003 : 21). Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk lebih mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil.

8 Selalu Mencari Peluang

Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.

9 Memiliki Jiwa Kepemimpinan

Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Debgan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun prmasaran. Ia selalu memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi sesorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang. Leadership Ability adalah kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), seorang pemimpin harus memiliki taktik mediator dan negotiator daripada diktaktor. Semangat, perilaku dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu sama lain dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu: Wirausaha andal, Wirausaha tangguh, Wirausaha unggul. Wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih menonjol dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output dan memasarkannya secara efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya, wirausaha yang perilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreativitas, inovasi serta mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim disebut Innovative Entrepreneur.

10 Memiliki Kemampuan Manajerial

Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha yang diperoleh.

11 Memiliki Kerampilan Personal

Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut:

Pertama Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya.

Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut.

Ketiga, mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih tepat dan effisien.

Keempat, mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli.

Kelima, menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin.

Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya.

Ketujuh, mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/ managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dgn resiko yang moderat.

Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:

1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

6. kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usahayang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.

8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Ciri- ciri watak seorang wirausahawan

Menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur) berarti memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber-sumberdaya di dalam lingkungannya. Setiap wirausahawan memiliki perwatakan yang unik. Wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumberdaya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Wirausahawan adalah ahlinya mengambil risiko dan bagaimana menghasilkan kombinasi baru dengan cara memperkenalkan produk-produk atau proses-proses atau mengantisipasi pasar atau mengkreasikan tipe organisasi baru.

1. Percaya diri Keyakinan, optimisme, ketidaktergantungan

2. Berorientasi tugas dan hasil Kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetic dan inisiatif

3. Pengambil resiko Kemampuan mengambil resiko, suka pada tantangan

4. Kepemimpinan Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik

5. Keorisinilan Innovatif dan kreatif, fleksibel, punya banyak sumber, serba bisa, mengatahui banyak

6. Berorientasi ke masa depan Pandangan jauh ke depan (memiliki visi yang jelas), perseptif

Menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur) berarti memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber-sumberdaya di dalam lingkungannya. Setiap wirausahawan memiliki perwatakan yang unik. Wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumberdaya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Wirausahawan adalah ahlinya mengambil risiko dan bagaimana menghasilkan kombinasi baru dengan cara memperkenalkan produk-produk atau proses-proses atau mengantisipasi pasar atau mengkreasikan tipe organisasi baru.

Sifat-sifat penting lain dari Seorang Wirausahawan :

1. Memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut

2. Percaya diri

3. Memiliki Ketrampilan

4. Berkarya, kreatif dan innovatif

5. Mencintai apa yang dikerjakan

6. Kepemimpinan yang efektif

7. Mampu mengelola

8. Mampu berkomunikasi secara efektif

9. Mampu bersosialisasi secara luas

10. Pencari peluang/tanggap terhadap peluang

11. Berdaya tahan /ulet

12. Penuhi janji/kontrak

13. Berani mengambil resiko

14. Menyukai kualitas dan efisiensi

15. Melaksanakan secepat mungkin

16. Pencari informasi

17. Merencana dan mengendalikan secara sistematis

18. Pandai meyakinkan orang

19. Sehat iiwa dan raga

20. Bertanggungjawab atas nasib sendiri/mandiri

21. Memili komitmen untuk menciptakan nilai tambah.

Ciri-ciri umum atau kiat menjadi wirausahawan yang tangguh dan berhasil :

1. Tujuan yang berkelanjutan; Seorang wirausahawan tidak hanya puas terhadap pencapaian tujuan, melainkan senantiasa membuat tujuan baru untuk menantang diri mereka.

2. Ketekunan; ketabahan dalam mencapai suatu tujuan.

3. Pengetahuan tentang bisnis; Seorang wirausahawan harus mengerti prinsip-prinsip dasar tentang bagaimanasuatu bisnis dapat bertahan dan berhasil.

4. Mengatasi kegagalan; Kegagalan adalah hambatan-hambatan sementara terhadap pencapaian tujuan.

5. Upaya diri; Percaya bahwa anda mengontrol kesuksesan atau kegagalan sehingga upaya yang serius sangat diperlukan untuk mencapai tujuan.

6. Mengambil Resiko adalah biasa; Kemampuan untuk menilai resiko dan menimbang bahaya; lebih menyukai resiko yang besar namun realistik untuk mencapai tujuan.

7. Memecahkan masalah; Kemampuan untuk memecahkan masalah secara efektif dengan banyak akal.

8. Inisiatif; Wirausahawan adalah individu yang aktif, yang ingin melakukan ide mereka sesegera mungkin sehingga mereka dapat segera melihat hasilnya.

9. Energi; Stamina yang tinggi diperlukan untuk memenuhi kemempuan menjalankan bisnis.

10. Kemauan untuk berkonsultasi dengan para ahli; keinginan untuk mencari bantuan orang lain diperlukan untuk mencapai tujuan.

11. Kesehatan fisik; Kesehatan sangat penting untuk mengimbangi tuntutan dan tekanan yang ditimbulkan dari bisnis anda, terutama pada tahun-tahun awal.

12. Kesehatan mental dan emosi; Jam kerja yang panjang dan tekanan bisnis menuntut kestabilan emosi anda.

13. Toleransi terhadap ketidakpastian; Ketidakpastian harus diterima sebagai bagian penting dari bisnis.

14. Memanfaatkan masukan; Keahlian untuk mencari dan memanfaatkan masukan atas penampilan diri dari tujuan bisnis.

15. Bersaing dengan standar buatan sendiri; Kecenderungan untuk membuat standar penampilan yang realistik dan berupaya memenuhi standar tersebut.

16. Mencari tanggung jawab pribadi.

17. Percaya diri; Percaya diri yang realistik terhadap diri anda dan kemampuan anda untuk mencapai tujuan bisnis atau tujuan pribadi.

18. Kepandaian; Mampu mengatasi banyak hal atau tugas secara efektif pada saat bersamaan.

19. Keinginan untuk tidak tergantung; Wirausahawan yang berhasil biasanya terlahir bukanlah seorang yang dapat bekerja sama.

20. Memanfaatkan imajinasi positif; Kemampuan berimajinasi tentang tujuan adalah ciri khusus dari wirausahawan yang sukses.

21. Pencapaian tujuan; Perasaan adanya suatu misis, memotivasi para wirausahawan memulai bisnis.

22. Obyektif; Kemampuan untuk berlaku objektif sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang realistik.

23. Berorientasi pada tujuan; Keinginan untuk menghadapi tantangan dan mencoba batas kemampuan.

24. Fleksibel; Mau menerima perubahan, mampu menyesuaikan persepsi terhadap tujuan dan kegiatan berdasarkan informasi baru.

25. Keinginan untuk mencipta.

26. Keterlibatan jangka panjang; Kesepakatan terhadap proyek jangka panjang dan tujuannya membutuhkan pengorbanan pribadi.

27. Komitmen; Dedikasi terhadap tujuan tanpa di ganggu atau dihalangi; modifikasi terhadap tujuan dapat terjadi, tetapi tujuan utama masih dipertahankan.

28. Inovasi; Kemampuan dan keinginan untuk menemukan hal-hal yang baru.

29. Gambaran jangka panjang; Pemahaman akan tujuan jangka panjang sehingga setiap langkah dalam rencana bisnis dapat dilihat dalam konteks.

30. Pandangan positif.

31. Pengetahuan teknis dan industri; Pengertian menyeluruh tentang industri dan produk atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis; akses untuk menghubungi ahli dalam bidang tersebut.

32. Hubungan antar manusia; Kemampuan untuk memperoleh dana jika diperlukan.

33. Akses pada sumber keuangan; Kemampuan untuk memperoleh dana jika diperlukan.

34. Hasrat terhadap uang; Bagaimana menggunakan uang dengan sebaik-baiknya dan bijaksana.

35. Kemampuan berfikir; Seorang wirausahawan harus mempunyai sifat ingin tahu dan berusaha berfikir secara efektif.

36. Kemampuan menjual; Kemampuan untuk meyakinkan orang lain terhadap nilai produk atau jasa yang ditawarkan.

37. Kemampuan untuk berkomunikasi: Kemampuan untuk menggunakan kata-kata yang efektif, mudah dimengerti dan dipahami.

38. Keberanian; Kemauan untuk bertindak atas pendirian sendiri untuk mengatasi masalah dan hambatan.

39. Umur; Tidak ada umur ideal untuk memulai bisnis, meskipun penting untuk memiliki cukup pengalaman hidup, mawas diri, dan kepercayaan diri.

40. Latar belakang keluarga; Wirausahawan yang sukses sering mempunyai pasangan, orang tua, atau keluarga dekat yang menjalankan bisnisnya dan memberikan dukungan.

41. Latar belakang suku; Suku yang suka bermigrasi mempunyai dorongan yang lebih kuat untuk menjadi wirausaha yang berhasil.

42. Latar belakang pekerjaan; Kecenderungan kesulitan bekerjasama dengan orang lain dalam jangka waktu tertentu karena kepribadian yang kreatif, frustasi mendapat perintah dari pihak lain.

43. Latar belakang pendidikan; Pendidikan yang tinggi tidak menjamin seseorang mempunyai jiwa wirausaha yang baik.

Tuesday, November 9, 2010

MAKALAH MOTIVASI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga dapat terselesaikannya makalah mengenai motivasi untuk tugas mata kuliah Psikologi dan Teknologi Internet ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis menerima saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun.

Banyak harapan agar makalah ini bermanfaat bagi pembaca, semoga makalah ini dapat membatu kita memahami mengenai motivasi.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB.1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Lelakang

1.2 Tujuan

BAB.2 ISI

2.1 Pengertian Motivasi

2.2 Teori-Teori Motivasi

2.3 Faktor Pendorong Motivasi

BAB.3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Motivasi, seperti yang kita ketahui sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Tanpa motivasi hidup seseorang seakan tidak mempunyai tantangan. Motivasi diperlukan agar seseorang memiliki passion untuk menjalani hidupnya.

1.2 Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah berbasis softskill yaitu mata kuliah Psikologi dan Teknologi Internet

BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian Motivasi

Perkataan MOTIVASI adalah berasal daripada perkataan Bahasa Inggris -
"MOTIVATION". Perkataan asalnya ialah "MOTIVE" yang juga telah dipinjam oleh
Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada MOTIF, yakni bermaksud TUJUAN. Di dalam surat khabar, kerap pemberita menulis ayat "motif pembunuhan". Perkataan motif disini boleh kita fahami sebagai sebab atau tujuan yang mendorong sesuatu
pembunuhan itu dilakukan.

Jadi, ringkasnya, oleh kerana perkataan motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang
diinginkannya sama ada secara negatif atau positif.

Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.

Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orangyang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.

2.2 Teori Motivasi

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..

Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.

Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.

A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)


Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.

· Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

· Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)

· Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)

· Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)

· Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR

Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer :

a. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja

b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.

c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.

d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :

a. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.

b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.

c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.

d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)

Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:

· Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas

· Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).

· Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan

E. Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961),

yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:

· Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)

· Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)

· Need for Power (dorongan untuk mengatur)


F. Clayton Alderfer ERG

Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.

2.3 Faktor Pendorong Motivasi

Berikut ini dikemukakan huraian mengenai motif yang ada pada manusia sebagai factor pendorong dari prilaku manusia.

· Motif Kekuasaan

Merupakan kebutuhan manusia untuk memanipulasi manusia lain melaluikeunggulan-keunggulan yang dimilikinya. Clelland menyimpulkan bahwa motifkekuasaan dapat berfifat negatif atau positif. Motif kekuasaan yang bersifat negatifberkaitan dengan kekuasaan seseorang. Sedangkan motif kekuasaan yang bersifat positifberkaitan dengan kekuasaan social (power yang dipergunakan untuk berpartisipasi dalammencapai tujuan kelompok).

· Motif Berprestasi

Merupakankeinginan atau kehendak untuk menyelesaikan suatu tugas secarasempurna, atau sukses didalam situasi persaingan (Chelland). Menurut dia, setiap orangmempunyai kadar n Ach (needs for achievement) yang berlainan. Karakteristik seseorangyang mempunyai kadar n Ach yang tinggi (high achiever) adalah :

1. Risiko moderat (Moderate Risks) adalah memilih suatu resiko secara moderat

2. Umpan balik segera (Immediate Feedback) adalah cenderung memilih tugas yang segera dapat memberikan umpan balik mengenai kemajuan yang telahdicapai dalam mewujudkan tujuan, cenderung memilih tugas-tugas yangmempunyai criteria performansi yang spesifik.

3. Kesempurnaan (accomplishment) adalah senang dalam pekerjaan yang dapat memberikan kepuasaan pada dirinya.

4. Pemilihan tugas adalah menyelesaikan pekerjaan yang telah di pilih secara tuntas dengan usaha maiksimum sesuai dengan kemampuannya.

· Motif Untuk Bergabung

Menurut Schachter motif untuk bergabung dapat diartikan sebagai kebutuhanuntuk berada bersama orang lain. Kesimpulan ini diperoleh oleh Schachter dari studinyayang mempelajari hubungan antara rasa takut dengan kebutuhan berafiliansi.

· Motif Keamanan (Security Motive)

Merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari hambatan atau gangguan yangakan mengancam keberadaannya. Di dalam sebuah perusahaan misalnya, salah satu carauntuk menjaga agar para karyawan merasa aman di hari tuanya kelak, adalah denganmemberikan jaminan hari tua, pesangon, asuransi, dan sebagainya.

· Motif Status (Status Motive)

Merupakan kebutuhan manusia untuk mencapai atau menduduki tingkatantertentu di dalam sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat. Parsons, seorang ahlisosiologi menyimpulkan adanya beberapa sumber status seseorang yaitu :

1. Keanggotaan di dalam sebuah keluarga. Misalnya, seorang anggota keluarga yangmemperoleh status yang tinggi oleh karena keluarga tersebut mempunyai statusyang tinggi di lingkungannya.

2. Kualitas perseorangan yang termasuk dalam kualitas perseorangan antara lain karakteristik fisik, usia, jenis kelamin, kepribadian.

3. Prestasi yang dicapai oleh seseorang dapat mempengaruhi statusnya. Misalnya, pekerja yang berpendidikan, berpengalaman, mempunyai gelar, dsb.

4. Aspek materi dapat mempengaruhi status seseorang di dalam lingkungannya. Misalnya, jumlah kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.

5. Kekuasaan dan kekuatan (Autoriry and Power). Dalam suatu organisasi, individuyang memiliki kekuasaan atau kewenangan yang formal akan memperoleh statusyang lebih tinggi dibandingkan dengan individu-individu yang ada di bawahnya.

BAB III

Kesimpulan

Motivasi merupakan keinginan, hasrat motor penggerak dalam diri manusia, motivasi berhubungan dengan faktor psikologi manusia yang mencerminkan antara sikap, kebutuhan, dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia sedangkan daya dorong yang diluar diri seseorang ditimbulkan oleh pimpinan. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif sehingga dapat mencapai dan mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia supaya mau bekerja sama secara giat sehingga mencapai hasil yang optimal. Suatu perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu mencapai tujuannya, karena didasari oleh motivasi.



Wednesday, November 3, 2010

foto foto foto

ini foto diambil waktu perjalanan nyebrang menuju ke pulau untung jawa di pulau seribu. ulanh manusia bikin laut yang indah jadi kotor kaya gini..



foto ini di ambil di jalan tol, lucu ya ngendarain mobil pake helm :D

ini kucing yg singgah ke ruamh, namanya Tatem, banyak gaya dia, lagi manjat pohon masih sempet gaya. sadar kamera doi :D

ini gong yg gede banget yang gw liat di jatim park- batu - malang

Wednesday, October 27, 2010

coba di lihat

ini foto dua anak muda yang pacaran di bus kota hehe
foto ini di ambil waktu perjalanan kelas 1PA02 trip ke pulau seribu

ini foto keluarga kucing, ibunya baik sekali loh, anasknya masih di jaga dan di susuin, padahal saat umur segini biasanya anak2 kucing udah mulai di tinggal ibunya


Thursday, October 21, 2010

jenis kecemasan

1. Khawatir

Kekhawatiran merupakan rangkaian pikiran dan citra negatif tentang keprihatinan, yang biasanya berhubungan dengan masa depan. Khawatir meliputi kombinasi antara pemikiran obsesif tentang cara memecahkan atau menghindari masalah, atau perasaan takut terhadap segala sesuatu yang akan terjadi selanjutnya tanpa berbuat apa-apa .

Kekhawatiran adalah cara berfikir, yang mengarah pada sederet perasaan yang menyebabkan kecemasan (ketegangan, ketakutan,frustasi,sakit perut, dll)

Alasan seseorang merasa khawatir adalah mereka berpikir bahwa perasaan khawatir itu dapat menghindarkannya dari bahaya, meraka percaya bahwa jika mereka tidak merasa khawatir hal buruk akan terjadi, jadi orang itu akan berpikir bahwa jika ia khawatir, maka ia dapat menghentikan hal-hal buruk tersebut.

2. Panik

Panik merupakan suatu pikiran yang menakutkan yang dapat mengarah pada eskalasi rasa cemas. Ada beberapa faktor penyebab panik, yang pertama adalah faktor fisiologi, yang kedua adalah faktor internal atau eksternal.

3. Kecemasan sosial

Kecemasan sosial adalah suatu bentuk kecemasan yang terjadi ketika kita berinteraksi dengan manusia lain, kecemasan bisa berbentuk ketakutan akan pandangan orang lain terhadap kita atau hal lainnya yang membuat kita khawatir.

4. Ketakutan spesifik

Ketakutan spesifik biasa dikenal dengan sebutan fobia. Fobia biasanya ditandai dengan gejala-gejala tertentu seperti perasaan takut terhadap suatu benda atau keadaan tertenu secara terus menerus, perasaan ingin menghindari keadaan tersebut, perasaan cemas akan keadaan tertentu tersebut, panik, dan langsung pergi menghindarinya.

Secara garis besar, fobia spesifik terdiri dari lima jenis, yaitu :

· Situasi, misalnya perjalanan udara ataupun ruangan yang menyempit

· Lingkungan alam, misalnya hujan yang disertai angin kencang dan petir

· Darah-suntikan-cedera

· Binatang, misalnya laba-laba, ayam, cacing, dsb

· Keadaan yang mungkin menimbulkan penyakit, sulit bernafas, atau muntah

Fobia pada anak-anak biasanya akan hilang pada waktu menginjak dewasa. Sedangkan fobia yang terjadi pada usia lanjut akan cendrung lebih bertahan. Sebagian besar fobia tidak memunculkan gangguan yang signifikan sehingga tidak perlu diobati, biasanya penderita fobia hanya cukup menghindari benda atau keadaan yang memicunya

5. Obsesi dan kompulsi

Obsesi adalan pemikiran, gagasan, gambaran atau impuls yang selalu kembali, dan seseorang melihatnya sebagai sesuatu yang tidak masuk akal atau memuakkan dan menimbulkan kecemasan. Hal tersebut terjadi secara tidak sengaja. Orang tersebut mengetahui bahwa hal tesebut adalah hasil pemikirannya tetapi mereka tidak bisa menghentikannya.

Sedangkan kompulsi adalah hal-hal yang digunakan seseorang untuk menekan pikiran yang mereka tidak kehendaki. Hal ini merupakan cara untuk mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh obsesi

6. Kecemasan pascatrauma

Kecemasan pascatrauma adalah suatu kecemasan akan sesuatu yg pernah dialami seseorang. Kecemasan ini terjadi terjadi ketika pengalaman buruk menimpa seseorang yang kebetulan rentan. Hasilnya dapat menyebabkan terus menerus mengingat pengalaman tersebut, kewaspadaan yang berlebihan, dan menarik diri dari lingkungan sosial.

Kecemasan pascatrauma terjadi bila kerentanan yang sudah ada sebelumnya dipicu oleh pengalaman buruk atau serangkaian pengalaman buruk. Kecemasan pascatrauma memiliki keunikan tersendiri apabila dibandingkan dengan jenis kecemasan yang lainnya, dimana sifat pemicunya lebih signifikan, yakni mencakup pengalaman yang bagi sebagian orang dianggap tidak biasa dan sangat mengganggu. Kecemasan pascatrauma juga muncul ketika seseorang mengalami kejadian yang kompleks yang mempunyai efek kumulatif, misalnya kekerasan fisik untuk waktu yang lama

Thursday, October 14, 2010

Hebatnya Ibu

Ibu. pasti sudah tak asing lagi di telinga, ada yang bilang kasih ibu sepanjang jalan. Tapi menurut saya, panjangnya jalan tidak akan cukup untuk menggambarkan kasih sayang seorang ibu. Mungkin luasnya jagat raya pun tak cukup untuk menggambarkannya.

Ibu pasti adalah tokoh hero bagi anak-anaknya, beliau rela melakukan apa saja untuk anaknya, rela berkorban untuk kebahagian anaknya. Seorang ibu pasti selalu mengalah untuk anaknya. Hal itu bukan hanya untuk seorang ibu manusia, seekor ibu kucing pun sangat menyayangi anak-anaknya mennjaganya setiap waktu dan dengan setia selalu menyusui anaknya hingga dewasa.

Kehebatan dari seekor ibu kucing pernah saya lihat sendiri, suatu hari rumah saya kedatangan keluarga kucing yg terdiri dari seorang ibu dan tiga ekor anaknya. Pada saat itu saya merasa kasihan dan memberikan keluarga kucing itu makanan. Dan apa yang terjadi? hanya tiga ekor anaknya yang memakan makanan yang saya berikan, setelah si anak selesai memakan makanan itu, barulah si ibu memakan makananitu.

Dari kejadian itu saya tersadar, naluri ibu bukan hanya di miliki oleh manusia, seekor kucing pun juga memiliki naluri ke ibuan, naluri seorang hero :)

Wednesday, October 6, 2010

Kecanduan Game Online

Game online kini menjadi suatu fenomena yang mewabah dan sangat digandrungi khalayak umum, terutama bagi kaum laki-laki. Fenomena game online ini muncul sejak tahun 2000-an, namun sepertinya pada tahun inilah merupakan puncak dari fenomena game online tersebut. Ada banyak jenis permainan yang ditawarkan di game online, contohnya adalah AyoDance, Dot.A, Ragnarok, Yulgang, Street Dance, dan Counter Strike atau yang lebih dikenal dengan sebutan CS, dll. Jenis permainan CS inilah yang awalnya sangat booming pada tahun 2000-an. Namun seiring perjalanan waktu trend game online pada tahun ini beralih ke suatu game bernama Point Blank atau yang lebih dikenal dengan sebutan PB. Sama seperti CS, game PB juga banyak diminati masyarakat dari anak-anak seusia SMP hingga SMA, bahkan tak jarang anak SD, mahasiswa, dan para karyawan pun kecanduan dengan game ini.
Banyak penyebab dari kecanduan game online ini, diantaranya yang akan kami sampaikan adalah karena perkembangan IPTEK, kemajuan teknologi yang dalam hal ini kaitannya dengan dengan media internet menawarkan kita berbagai kemudahan dan juga hiburan. Dengan mengakses internet kita dapat mengakses informasi yang kita butuhkan, namun yang disayangkan banyak orang yang hanya menggunakan internet untuk bersenang-senang dan bermain games secara terus menerus dan akhirnya kecanduan. Selain itu pandangan beberapa kalangan yang menganggap game online merupakan suatu trend juga memiliki andil yang besar terhadap merebaknya fenomena game online. Bermain game online juga di manfaatkan sebagai ladang bisnis, banyak orang yang tergoda oleh isu yang mengatakan bahwa karakter atau avatar di game online, pada game PB misalnya, bila di jual akan hargai dengan harga yang mahal. Padahal apabila kita telisik lebih jauh, modal untuk membuat agar avatar atau karakter game online tersebut berlevel tinggi dan juga laku di jual tidaklah murah.
American Psychological Association (APA) mengatakan bahwa kecanduan internet juga merupakan suatu penyakit yang disebut dengan Internet Addictive Disorder (DIS) yang merupakan salah satu gangguan mental, karena dianggap sudah mengganggu kegiatan pribadi ataupun kegiatan sosial seseorang. DIS ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah loneliness, depresi, ataupun karena individu itu sedang berada si bawah tekanan kerja yang berat. Penderita DIS ini dapat dilihat dari intensitas seseorang berada di depan komputer, biasanya penderita DIS ini berada di depan komputer lebih dari 18 jam. Selain itu ciri-ciri penderita DIS ini adalah terlihat letih, lesu, lunglai, matanya merah akibat kurang tidur, menjadi anti sosial, mengisolasi diri dan juga prestasi dan kinerja individu tersebut mengalami penurunan.
Kecanduan internet ini membuat cemas banyak kalangan, terutama bagi oarng tua yang memiliki anak pada usia sekolah. Kecanduan game online membuat seseorang menjadi sering tidur terlalu larut bahkan tidak tidur, sehingga membuat seseorang menjadi kurang fokus yang selanjutnya mengakibatkan prestasi menurunnya prestasi serta kinerja orang tersebut yang kemudian akan menyebabkan hilangnya kepercayaan orang sekitar (orang tua, atasan, guru, dsb) terhadap dirinya. Kemudian kecanduan game online juga membuat hubungan seseorang dengan masyarakat menjadi memburuk, karena orang tersebut terlihat seolah-olah menjadi seseorang yang anti sosial. Yang lebih parah lagi, tidak sedikit anak-anak remaja yang rela berbohong atau bahkan sampai mencuri agar ia mendapatkan uang yang nantinya akan digunakan untuk bermain game online.
Masalah kecanduan game online ini dapat ditangani apabila ada pengawasan yang cukup dari orang tua ataupun dari significant others, selain itu juga harus ada sikap management diri yang baik serta kesadaran diri dari individu itu sendiri untuk dapat merubah kebiasaannya ataupun hanya untuk sekedar mengurangi “kecanduannya” itu. Semua itu kembali lagi kepada individu yang bersangkutan.